Kecerdasandan kedalaman ilmu yang dimiliki menjadikan Ali bin Abi Thalib. Kecerdasan dan kedalaman ilmu yang dimiliki. School SMK Khir Johari; Course Title BI 01; Uploaded By Raflifdillh. Pages 201 This preview shows page 180 - 182 out of 201 pages.

- Ali bin Abi Talib berasal dari keturunan Bani Hasyim. Ia adalah sepupu Nabi yang kemudian menjadi menantu setelah menikahi Fatimah az-Zahra. Dikutip dari Khulafaur Rasyidin 2019, Ali adalah satu-satunya sahabat yang dididik oleh Rasul sejak kecil. Ali memerintah selama enam tahun dari 35 hingga 40 H atau 655-660 Ali bin Abi Talib sebagai khalifah Setelah Usman wafat, keadaan semakin kacau. Kaum muslimin mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah. Dalam suasana kacau, Ali pun dibaiat. Peristiwa itu berlangsung pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid Madinah. Baca juga Nama dan Gelar Khulafaur RasyidinPemerintahan Ali bin Abi Talib Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa pemerintahannya penuh dengan cobaan. Ia berusaha mengatasinya dengan menarik para amir yang sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan. Ia juga mengambil alih tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar bin Khattab. Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah.
DalamTarikh Al-Ya'qubi dikatakan: 'Ali bin Abi Thalib ra. menggantikan Usman sebagai khalifah dan Ali bin Abi Thalib ra. dibaiat oleh Thalhah ra, Zubair ra, Kaum Muhajirin dan Anshar. Sedangkan orang yang pertama kali membaiat dan menjabat tangannya adalah Thalhah bin Ubaidillah ra. 3. Strategi Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib Ilustrasi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, sumber foto bin Abi Thalib merupakan salah satu khalifah Islam yang masuk dalam jajaran khulafaur rasyidin. Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah terakhir setelah wafatnya Rasulullah SAW. Bagi yang belum mengetahui khalifah Ali bin Abi Thalib, berikut sejarah kepemimimpinan khalifah Ali bin Abi Thalib yang Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi ThalibDikutip dari buku Ali bin Abi Thalib Ra, Abdul Syukur al-Azizi, 2021 1 Ali bin Abi Thalib Ra merupakan salah satu keluarga dari Rasulullah SAW, yaitu putra dari Abi Thalib, paman Rasulullah SAW. Selain sebagai sahabat, Nabi Muhammad saw, juga menikahkan salah satu putri kesayangannya yaitu Fatimah az-Zahra Ra, kepada Ali bin Abi Thalib. Karena kondisi ekonomi orang tuanya yang pas-pasan, sejak kecil Ali bin Abi Thalib diasuh oleh Rasulullah SAW. Dari beliau, Ali bin Abi Thalib banyak meneladani sikap dan perilaku mulia nabi besar tersebut. Karena itu, setelah dewasa, Ali menjadi sosok yang pemberani, alim, zuhud, memiliki pengetahuan yang luas, serta bertakwa kepada Allah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, sumber foto masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib diwarisi pergolakan dan banyak cobaan. Ali bin Abi Thalib berusaha mengatasi permasalahan yang melanda umat pada waktu itu dengan menarik para amir yang sebelumnya diangkat oleh Utsman bin bin Abi Thalib juga mengambil alih tanah yang dihadiahkan Utsman bin Affan kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara. Ali bin Abi Thalib juga mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan para pendahulunya yaitu Umar bin beberapa pemberontakan yang harus dihadapi oleh khalifah Ali bin Abi Thalib pada masa pemerintahannya salah satunya adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Talhah, Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam Ali yang tidak mau menghukum pembunuh Utsman bin Affan, dengan alasan menghindari perang. Ali bin Abi Thalib mengirim surat kepada Talhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan masalah ini dengan pada akhir kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, umat Islam terpecah menjadi tiga yaitu golongan Muawiyah, golongan Syiah, dan golongan Al Khawarij. Meskipun banyak cobaan dan juga permasalahan dalam kepemimpinannya, khalifah Ali bin Abi Thalib tetap mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan jalan perdamaian. WWN 46Siapa sajakah yang wajib membayar zakat fitrah ? 47. Sebutkan 3 golongan yang berhak menerima zakat ! 48. Sebutkan 4 contoh keteladanan Nabi Muhammad SAW ! 49. Tulislah kebijakan yang diambil khalifah Usman bin affan agar Al Qur'an tidak hilang ! 50. Bagaimanakah kecerdasan yang dimiliki khalifah Ali bin Abi Thalib ? Selamat mengerjakan loading...Sosok Khalifah keempat Ali Bin Abi Thalib dikenal sebagai sahabat Nabi paling faqih dalam penguasaan ilmu agama sehingga dijuluki pintu gerbangnya ilmu. Foto/Ist Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu 599-661 M adalah sahabat Nabi yang menjadi Khalifah keempat dari Khulafa' Ar-Rasyidun. Beliau dikenal sebagai orang paling faqih berkat penguasaan ilmu yang didapatnya langsung dari Rasulullah shallalalhu 'alaihi wa satu riwayat disebutkan, Rasulullah memberi julukan Ali bin Abi Thalib sebagai pintu gerbang ilmu "Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya."Baca Juga Biografi Ali bin Abi Thalib, Khalifah Bergelar Karramallahu WajhahSayyidina Ali adalah sepupu Nabi Muhammad yang kemudian menjadi menantu beliau setelah menikahi Fathimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha. Kalamnya penuh lautan ilmu, kebijaksanaannya bertabur dikenal cerdas karena menguasai banyak ilmu secara mendalam. Nasehat dan fatwanya selalu didengar para sahabat dan khalifah sebelumnya. Beliau kerap menjadi tempat bertanya para sahabat baik tentang kalam Allah Al-Qur'an maupun ilmu fiqih. Dikisahkan ketika beliau menjabat Amirul Mukminin, seorang laki-laki bertanya kepadanya tentang empat masalah. Jawaban Sayyidina Ali benar-benar luar biasa. Selain mengandung nasihat berharga, jawaban beliau sarat motivasi bagi kita untuk menjalani kehidupan lebih baik. Berikut empat pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau جاء رجل إلى أمير المؤمنين علي بن أبي طالب ، فقال سأسألك عن أربع مسائيلSeorang laki-laki datang kepada Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan berkata, aku ingin bertanya kepadamu tentang 4 masalah ١. ما هو الواجب و الأوجب . . ؟ 1. Perkara apa yang wajib dan yang lebih wajib? ٢. ما هو القرب و الأقرب . . ؟ 2. Perkara apa yang dekat dan yang lebih dekat? ٣. ما هو العجيب و الأعجب ؟3. Perkara apa yang mengherankan dan yang lebih mengherankan ? هو الصعب و الأصعب . . ؟ 4. Perkara apa yang sulit dan yang lebih sulit? Maka Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjawab١. الواجب طاعة الله ، و الأوجب ترك الذنوب1. Perkara yang wajib adalah ta'at kepada Allah dan yang lebih wajib meninggalkan القريب هو يوم القيامة و الأقرب هو الموت2. Perkara yang dekat adalah hari Kiamat dan yang lebih dekat lagi adalah العجيب هو الدنيا و الأعجب حب الدنيا 3. Perkara yang mengherankan adalah dunia dan yang lebih mengherankan lagi adalah cinta kepada الصعب هو القبر و الأصعب منه الذهاب بلا زاد4. Perkara yang sulit adalah kuburan dan yang lebih sulit lagi adalah masuk ke dalam kubur tanpa membawa jawaban Sayyidina Ali yang mengandung hikmah. Meski menjawab dengan singkat, kandungan pesannya bertabur mutiara. Semoga pesan beliau dapat mengobati hati dan memotivasi kita untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah. Wallahu A'lam Baca Juga rhs

Sahabatsahabat yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab bertugas untuk mengadakan musyawarah guna menentukan tokoh yang akan melanjutkan jabatan amirul mukminin. Sebelum kemangkatan beliau, Umar menunjuk 6 sahabar senior yakni Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqash.

Ali bernama lengkap ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari Jum'at 13 Rajab tahun 570 M atau 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad Saw. Beliau tinggal bersama Nabi Muhammad Saw sejak kecil. Beliau diasuh sebagaimana anak sendiri karena kondisi ayahnya yang miskin. Beliau mendapat didikan langsung dari Nab Muhammad Saw sehingga menjadi seorang yang berbudi tinggi dan berjiwa luhur. Ali bin Abi Thalib masuk Islam saat berusia tujuh tahun. beliau adalah anak kecil yang pertama masuk Islam, sebagaimana Khadijah adalah wanita yang pertama masuk Islam, Zaid bin Haritsah adalah budak yang pertama masuk Islam, Abu Bakar ra adalah lelaki merdeka yang pertama masuk Islam. Sepeninggal Khalifah Usman bin Affan dalam kondisi yang masih kacau , kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi Khalifah Akan tetapi ada bebarapa tokoh yang menolak usulan tersebut. Khalifah Ali bin Abi Thalib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah dicapai . 1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap. Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi, pejabat-pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dari keluarga Khalifah Usman bin Affan Bani Umayah . Akibatnya, makin banyak kalangan Bani Umayyah yang tidak menyukai Khalifah Ali bin Abi Thalib. Adapun gubernur baru yang diangkat Khalifah Ali bin Abi Thalib antara lain a. Sahl bin Hanif sebagai gubernur Syiria b. Usman bin Hanif sebagai gubernur Basrah c. Qays bin Sa’ad sebagai gubernur Mesir d. Umrah bin Syihab sebagai gubernur Kufah e. Ubaidaillah bin Abbas sebagai gubernur Yaman 2. Membenahi Keuangan Negara Baitul Mal . Pada Masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak kerabatnya yang diberi fasilitas negara. Khalifah Ali bin Abi Thalib memiliki tanggung jawab untuk membereskan permasalahan ftersebut. Beliau menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Kebijakan tersebut mendapat tantangan dan perlawanan dari matan penguasan dan kerabat Utsman bin Affan. Mereka mengasut para shahabat yang lain untuk menentang kebijakan Ali bin Abi Thalib. Dan melakukan perlawanan terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib. Akibatnya terjadi peperangan seperti perang Jamal dan perang Shiffin. 3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa. Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah Islam sudah mencapai India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab. Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajarai tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-orang non Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran islam, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. 4. Bidang Pembangunan. Khalifah Ali bin Abi Thalib membangun Kota Kuffah secara khusus. Pada awalnya kota Kufah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi Kota Kufah kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits,ilmu nahwu dan ilmu pengetahuan lainya. Setelah mengamati prestasi keempat khalifah memiliki persamaan prestasi pada penyebaran daerah Islam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain a. Islam mengajarkan semua sendi kehidupan, baik agama, sosial, politik, ekonomi, dan budaya. b. Kewajiban dakwah bagi pemeluknya merupakan pendorong utama bagi para shahabat untuk menyebarkan Islam c. Byzantium dan Persia mulai melemah membuat Islam bisa berkembang dengan cepat d. Kebebasan beragama bagi masyarakat di Byzantium membuka peluang untuk mengajarkan ajaran Islam e. Penyebaran Islam dilakukan secara simpatik dengan penuh kedamaian. Kekerasan diperlukan dalam kondisi yang tidak ada pilihan. f. Bangsa Arab lebih dekat dengan bangsa-bangsa jazirah g. Mesir, Syiria, dan Irak merupakan daerah kaya yang ingin membebaskan diri dari penjajahan Romawi dan persia. Sekaligus menjadi penyokong dana dalam menyebarkan Islam Baca Juga Prestasi Khalifah Abu Bakar Shiddiq 11-13 H / 632-634 M Prestasi Khalifah Umar bin Khattab 13-23 H / 634-644 M Prestasi Khalifah Utsman bin Affan 23-35 H / 644-656 M Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang prestasi Khalifah Khalifah Ali bin Abi Thalib semasa menjadi khalifah. Dari prestasi tersebut sangat besar sumbangsih Khalifah Khalifah Ali bin Abi Thalib untuk perkembagan agama Islam hingga saat ini kita rasakan. Sumber Buku SKI Kelas VII Kementerian Agama Republik Indonesia. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.
Perhatikannotasi berikut! ali bin abi thalib mempunyai nama asli haydar (singa) bin abi thalib. beliau khalifah terakhir dari al-khulafa al-rasyidin yang memiliki sifat cerdas dan tegas. proses pergantian khalifah usman bin affan ke ali bin abi thalib mengalami hambatan. ada kelompok yang setuju dan yang menentang. dalam situasi genting seperti ini, beliau tampil dengan tegas sehingga dapat
Ali bin Abi Thalib adalah salah satu tokoh yang terkenal dalam sejarah Islam. Beliau merupakan putra Abi Thalib, paman Nabi Muhammad SAW. Ali adalah sahabat sekaligus sepupu yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW karena memiliki akhlak yang mulia dan juga cerdas. Masa kecilnya dihabiskan di samping Rasulullah SAW sehingga membuatnya tumbuh menjadi manusia yang berbudi luhur, bahkan termasuk ke dalam salah satu tokoh yang dijanjikan masuk surga oleh Allah SWT. Ali bin Abi Thalib lahir di Mekkah pada tahun 602 Masehi. Ia hidup bersama Rasulullah SAW sejak berusia 6 tahun dan masuk Islam pada usia 10 tahun. Ali adalah seorang yang cerdas sehingga membuatnya dijuluki sebagai Babul Ilmi yang berarti pintu ilmu. Ia sering sekali dimintai pendapat atau saran mengenai suatu hal oleh para Khalifah. Setelah Khalifah ketiga, Utsman bin Affan wafat. Ali bin Abi Thalib meneruskan kepemimpinannya dan menjadi Khalifah keempat dalam sejarah Islam. Para sahabat Muhajirin dan Anshar secara sukarela membaiat Ali sebagai pemimpin, karena mereka memandang bahwa tidak ada orang lain yang lebih utama dan lebih berhak menjadi Khalifah selain Ali bin Abi Thalib. Mereka juga memandang bahwa Ali bin Abi Thalib adalah sahabat Nabi yang punya keluasan ilmu, paling pemberani, dan paling dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Untuk semakin mengenal sosok Ali bin Abi Thalib, berikut ini ada beberapa contoh kepribadiannya yang sangat patut diteladani oleh umat Muslim, khususnya para generasi muda saat ini. Kepribadian Ali bin Abi Thalib yang Patut Diteladani 1. Mencintai Ilmu Ali bin Abi Thalib tercatat sebagai salah satu orang paling awal yang masuk Islam dan dianggap juga sebagai ulamanya para sahabat senior. Beliau dikenal karena kesungguhannya dalam mempelajari ilmu agama dan senantiasa menghabiskan waktunya untuk selalu berada di sisi Nabi Muhammad SAW. Kepribadiannya yang sangat mencintai ilmu dan selalu berhati-hati dalam menjaga lisan ini sangat baik untuk dijadikan sebagai teladan, agar kita selalu menyadari betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan. 2. Zuhud Terhadap Dunia Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib adalah manusia yang tumbuh besar dalam lindungan dan bimbingan Nabi Muhammad SAW, sehingga membuatnya mampu merenungi setiap makna kehidupannya di dunia. Ali merupakan hamba yang taat, saleh, dan tidak mengharapkan kemewahan duniawi, bahkan kantor pusat pemerintahannya di wilayah Kufah pun dibangun dengan sangat sederhana. Alasannya adalah karena beliau tidak ingin tertipu dengan urusan keduniawian. 3. Dermawan Hidup dengan kesederhanaan tidak membuatnya jadi pribadi yang kikir, beliau bahkan dikenal sebagai sahabat yang pemurah, dermawan, dan gemar berinfak untuk meringankan beban orang yang kesusahan. Sikapnya ini sudah biasa ia lakukan sejak usia muda, karena ayahnya, Abu Thalib, juga dikenal sebagai orang yang sederhana dan sering membantu orang miskin. Seiring dengan kemenangan pasukan Muslim atas penaklukan Romawi dan Persia, kehidupan Ali bin Abi Thalib pun ikut membaik. Ia bisa memiliki beberapa kebun kurma yang digunakan untuk kepentingan keluarga dan juga umat Muslim. 4. Sosok yang Pemberani Ali bin Abi Thalib adalah salah satu tokoh Islam yang terkenal pemberani dan tidak kenal takut melawan para musuh. Dalam setiap peperangan yang diikutinya, Ali tidak pernah sekalipun kalah atau melarikan diri, beliau juga termasuk ke dalam 12 orang yang ikut melindungi Rasulullah SAW dari serangan orang Quraisy saat terjadinya Perang Uhud. Dalam Perang Khandaq dan Perang Khaibar, Ali juga berhasil memenangkan duel melawan para musuhnya yang dikenal sebagai salah satu tokoh terhebat dari suku Quraisy. 5. Dapat Dipercaya Sebagai seorang manusia dan pemimpin umat Islam, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang yang amanah dan bertanggung jawab. Ali pernah diminta untuk mengembalikan barang-barang milik orang Quraisy yang sebelumnya dititipkan kepada Rasulullah SAW saat hendak hijrah, dan semua barang-barang tersebut kembali pada pemiliknya tanpa kurang sedikitpun. Karena kepribadiannya yang amanah, Ali bin Abi Thalib sering dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk menyampaikan pesan-pesan penting dan menyebarkannya kepada umat Muslim. Untuk lebih mengenal kisah hidup, kepribadian, dan perjuangan Ali bin Abi Thalib dalam memegang teguh panji keimanan, kamu bisa membaca biografinya dalam buku Biografi Lengkap Ali bin Abi Thalib yang ditulis oleh Abdul Syukur Al-Azizi. Ali bin Abi Thalib memang terkenal sebagai salah satu tokoh sentral dalam sejarah dakwah Islam. Beliau adalah kesatria Muslim terbaik dalam medan perang, sekaligus sebagai pembela dan pelindung terdepan bagi Nabi Muhammad SAW. Pernikahannya dengan Fatimah az-Zahra juga semakin mempererat nasab kekerabatannya dengan Rasulullah SAW. Buku ini akan mengupas tuntas kehidupan Ali bin Abi Thalib mulai dari kelahiran, perjuangan dalam membela kebenaran, kepemimpinannya, hingga wafatnya. Melalui kisah hidupnya yang luar biasa, para pembaca akan mendapatkan banyak sekali pelajaran yang berharga terutama dalam hal keimanan, keilmuan, dan dedikasi pada agama. Buku yang penuh inspirasi ini bisa kamu dapatkan di Selain itu, dalam menyambut bulan Ramadan, Gramedia Official Shop pada Shopee memberikan diskon hingga 90% untuk buku, Al-Qur'an, hingga sajadah dan tas pilihan. Shopee Diskon Buku Gramedia Ramadan Ada pula gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian dengan langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! promo diskon Ituadalah sebagian gelar mulia yang dimiliki oleh Imam Ali bin Abi Thalib as. Kami telah menyebutkan enam gelarnya yang lain dalam kitab kami yang berjudul Mawsû'ah Al-Imam Amiril Mukminin (Ensiklopedia Imam Ali bin Abi Thalib as.), jilid pertama. Dalam buku ini, kami juga memaparkan julukan dan karakteristiknya secara mendetail.
Ustaz Miftah el-BanjaryPakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Alqur'anPada suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam SAW bersabda أنا مدينة العلم وعلي بابها Ana madinatul 'ilmi wa 'Aliyyun baabuha yang artinya "Aku adalah kota ilmu dan Ali pintu masuknya."Demi membuktikan kebenaran hadis itu, sekelompok orang-orang Khawarij pengikut Ali Bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan ingin menguji kecerdasan serta keluasan ilmu Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu RA.Mereka datang secara berkelompok dan menanyakan satu pertanyaan, "Wahai Ali, manakah lebih utama ilmu atau kah harta?"Sayyidina Ali menjawab "Ilmu lebih utama dari harta, sebab ilmu warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta warisan Fir'aun dan Qarun."Lantas Sayyidina Ali bin Thalib menyitir beberapa ayat Alqur'an dan hadis Rasulullah SAW. Tak lama kemudian, datang lagi kelompok yang lain dengan pertanyaan yang serupa. "Wahai Ali, manakah lebih utama ilmu ataukah harta?"Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjawab "Ilmu lebih utama dari harta, sebab bertambahnya harta kau akan semakin sulit menjaganya, sedangkan bertambahnya ilmu dia yang akan menjagamu."Datang lagi kelompok yang lain dengan pertanyaan yang sama. "Wahai Ali manakah lebih utama ilmu ataukah harta?"Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjawab "Ilmu lebih utama dari harta, sebab bertambahnya harta kau akan bertambah musuh, sedangkan bertambahnya ilmu kau akan bertambah banyak teman, sahabat dan pengikut."Ada lagi kelompok lain yang mendatangi Sayyidina Ali dengan pertanyaan yang sama. "Wahai Ali manakah lebih utama ilmu atau kah harta?"Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjawab "Ilmu lebih utama dari harta, sebab harta bisa membuat orang mencuri/korupsi, sedangkan ilmu bisa membuat orang terhindar dari ketamakan, sikap rakus dan kejahatan."Terakhir, datang kelompok yang berbeda mengajukan pertanyaan yang persis sama. "Wahai Ali manakah lebih utama ilmu ataukah harta?"Sayyidina Ali pun menjawab "Ilmu lebih utama dari harta, sebab kelak di hari kiamat, pemilik harta akan berat menghadapi pertanggungjawaban di akhirat, sedangkan orang alim yang berilmu dia akan mampu memberi syafaat".SumberKitab Al-Mawaizh Al-Ushfuriyah karya Syeikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury.rhs
Bagaimanakahkecerdasan yang dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib? - 36291886 nabilafelicia83 nabilafelicia83 25.11.2020 B. Arab Sekolah Dasar terjawab Bagaimanakah kecerdasan yang dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib? 2 Lihat jawaban Iklan Iklan ’Ali bin Abi Thalib adalah seorang sahabat yang sangat jenius. Ia dibesarkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan berkesempatan menemani Nabi selama 30 tahun. Ibnu Ishaq menceritakan dari Mujahid bin Jabir bahwa ketika suku Quraisy didera krisis pangan, Abu Thalib memiliki banyak tanggungan anak. Nabi Saw. pun berinisiatif membantu mereka dengan mengajak pamannya yang kaya di antara Bani Hasyim, yaitu ’Abbas. Kata Nabi, ”Paman, Abu Thalib memiliki banyak keluarga yang harus ditanggungnya. Padahal, seperti engkau lihat sendiri, kita semua sedang mengalami kesulitan hidup. Bagaimana kalau kita menemui Abu Thalib dan membantunya meringankan bebannya. Aku akan mengasuh salah satu anaknya, dan engkau juga akan mengasuh satu anaknya”.Table of Contents Show 1. Belajar Langsung kepada Rasulullah saw2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh3. Berguru Pada Ahlinya4. Mengikat Ilmu dengan Menuliskannya5. Merangkai Kata-Kata Indah6. Memahami kemampuan Diri7. Mengamalkan IlmunyaVideo yang berhubungan ’Abbas menerima ajakan Nabi tersebut. Mereka berdua pun pergi ke rumah Abu Thalib. Setelah bertemu Abu Thalib, mereka berdua berkata, ”Kami berdua ingin membantumu meringankan beban keluargamu dengan mengasuh anak-anakmu sampai keadaan yang sulit ini pulih kembali.” Abu Thalib menjawab, ”Tinggalkan ’Aqil bersamaku di sini. Masing-masing kalian boleh memilih selain dia”.Setelah itu, Nabi membawa ’Ali sedangkan ’Abbas membawa Ja’far untuk dirawat dan dididik. Sejak itu, ’Ali hidup bersama Nabi Muhammad hingga Allah mengangkat beliau menjadi Nabi dan Rasul. ’Ali pun mengikuti beliau, beriman kepada beliau dan membenarkan risalah beliau. Sedangkan Ja’far tinggal bersana ’Abbas sampai ia masuk Islam dan bisa hidup adalah salah satu intelektual terbesar di antara para sahabat Nabi. Sebagaimana Aristoteles, beliau juga dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan Islam. Di dalam kitab Izalat Al-Khifa’, Shah Waliyullah memuji intelektualitas ’Ali yang tinggi sebagai akibat didikan yang diberikan Nabi. Kenyataan ini dikuatkan oleh pernyataan Nabi sendiri, ”Aku adalah gudang ilmu pengetahuan dan ’Ali adalah gerbangnya”. Ia juga dianggap sebagai ahli tafsir. Selama 6 bulan pertama kekhalifahan Abu Bakar, ia mengatur bab-bab Al-Qur’an menurut urutan waktu turunnya wahyu.’Ali juga dikenal sebagai seorang mujtahid dan pakar hukum pada zamannya. Ia mampu menyelesaikan hal-hal yang pelik dan yang paling musykil sekalipun. Bahkan ’Umar dan sayyidah ’Aisyah menyampaikan berbagai kesulitan yang mereka hadapi kepada beliau. Dikisahkan, pada suatu waktu 2 perempuan bertengkar memperebutkan seorang bayi laki-laki. Masing-masing menyatakan bahwa bayi itu adalah anaknya. Kedua perempuan itu lalu dibawa menghadap ’Ali. Sesudah mendengarkan penjelasan masing-masing dari kedua perempuan tersebut, ia memerintahkan agar bayi itu dipotong-potong. Mendengar hal itu, seorang di antara perempuan tadi langsung menangis dan dalam linangan air mata memohon kepada khalifah untuk menyelamatkan si bayi dan dialah ibu si bayi yang sesungguhnya. ’Ali langsung memberikan bayi itu pada ibunya, dan menghukum perempuan yang satunya lagi. ’Umar pernah mengomentari ’Ali sebagai berikut, ”Semoga Allah melindungi; kita boleh saja menghadapi isu yang kontroversial, tetapi ’Ali selalu bisa menyelesaikannya.”Suatu hari, seorang wanita jatuh cinta kepada seorang pemuda dari sahabat Anshar. Karena pemuda itu tidak mau memenuhi keinginannya, wanita tersebut melakukan tipu muslihat terhadap pemuda tadi. Dia mengambil telur, kemudian kuning telurnya dia buang dan putih telurnya ia tumpahkan ke kedua paha dan itu kemudian datang kepada khalifah Umar bin al-Khatthab sambil berteriak, “Laki-laki ini telah memperkosa saya dan mempermalukan saya pada keluarga saya. Ini adalah bekas bertanya kepada beberapa wanita, mereka menjawab, “Di badan dan pakaiannya ada bekas sperma.” Umar berniat akan menghukum pemuda itu, tetapi ia memohon pertolongan seraya berkata, “Wahai amirul mukminin, hendaknya Anda lihat dulu perkara saya. Demi Allah, saya tidak melakukan zina dan tidak pernah berniat melakukannya. Dia merayu saya, lalu saya menjaga diri.”Mendengar penjelasan itu, Umar memanggil Ali dan bertanya, “Wahai Abu al-Hasan, bagaimana pendapat Anda mengenai perkara mereka berdua?.” Ali kemudian melihat cairan yang ada di baju di wanita. Dia meminta diambilkan air panas yang mendidih. Ketika Ali menuangkan air ke baju wanita tersebut, ternyata putih telur itu mengkristal. Ali kemudian mengambilnya, menciumnya dan mencicipinya. Dengan demikian, Ali tahu bahwa yang ada di baju wanita itu bukan sperma, tetapi putih telur yang sengaja ditumpahkan untuk menjebak pemuda yang dicintainya tadi. Ali lantas mengancam wanita tersebut hingga akhirnya mengakui perbuatannya. kecerdasan khalifah ali bin abi thalib itu membaca al quran maaf bila ada kesalahan Bertepatan dengan di mulainya kembali proses pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tanggal 13 Juli 2020 sebagai hari dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021. Oleh karena itu, perlu kita mengulas kembali tentang enam hal sebagai modal dalam mencari ilmu. Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya Ta’lim Muta’allim membahas sebuah syair dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, yang artinya “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan memberitahukan secara lengkap, yaitu Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama”. Poin pertama yang disebutkan adalah kecerdasan. Pada tulisan ini akan dibahas terkait dengan 7 Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib. 1. Belajar Langsung kepada Rasulullah saw Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang pertama adalah belajar langsung kepada Rasulullah Saw. sejak usia 6 tahun, ia tercatat sebagai anak angkat dan hidup satu atap bersama Rasulullah saw. Sejak usia anak-anak Ali telah mendapat pengasuhan dan pendidikan langsung di dalam keluarga Rasulullah saw. Tidak hanya itu, dengan hidup bersama keluarga Rasulullah saw, ia dengan sendirinya juga dapat mengamati dan mempelajari apa saja yang berkaitan dengan Rasulullah saw beserta keluarganya, baik yang berhubungan dengan tingkah laku maupun ucapan. Rasulullah saw benar-benar mendidik Ali. Hal ini terlihat tatkala beliau semakin dekat untuk menerima gelar kenabian. Ali sering diajak oleh beliau untuk menyepi di gua Hira. Bahkan, Ali juga diajak untuk mendaki bukit-bukit sekeliling Makkah untuk menikmati keindahan dan keunikan bukit serta merenungkan kebesaran ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, Tak heran apabila kecerdasan dan kedalaman dalam ilmu Agama Islam seorang Ali tidak diragukan. Bahkan Nabi bersabda “Aku adalah pintunya Ilmu, dan Ali adalah kuncinya”. 2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang kedua adalah menanamkan kesungguhan dalam belajar atau belajar dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam belajar telah menjadikannnya memiliki kecerdasan luar biasa. Kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar terlihat dengan nyata tatkala ia berada di bawah asuhan Rasulullah saw. Ia sering mengamati apa yang dikerjakan oleh Rasulullah saw kemudian memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Dari kesungguhannya dalam belajar kepada Rasulullah saw ia sejak kecil tidak pernah sedikitpun mengikuti tingkah laku orang-orang jahiliah yang banyak disekelilingnya. Ia tidak pernah melakukan zina sebagaimana orang jahiliah melakukannya. Ia tidak menyembah berhala sebagaimana orang-orang jahiliah melakukannya. Padahal ia hidup di tengah orang-orang jahiliah. Ihwal kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar kepada Rasulullah saw telah menjadikannya sebagai orang pertama dari golongan anak-anak yang masuk Islam. Ia tanpa ragu sedikitpun dalam menyatakan kesetiannya kepada Rasulullah saw untuk memeluk agama Islam yang sudah didakwahkan oleh beliau secara terang-terangan. Ia menyatakan masuk Islam kurang lebih ketika usianya masih 10 tahun. 3. Berguru Pada Ahlinya Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang ketiga adalah berguru pada ahlinya atau belajar kepada ahlinya. Telah dikatakan bahwa ia sejak kecil berada dalam asuhan Rasulullah saw, jadi ia benar-benar berguru kepada ahlinya. Tentu saja, tidak perlu dipertanyakan dan dibahas mengenai keahlian Rasulullah saw di bidang ilmu. Rasulullah saw merupakan manusia yang tiada tandingannya sepanjang sejarah. Sehingga, tak heran, jika Michael Hart, penulis buku terkenal “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah”, meletakkan Nabi Muhammad saw sebagai tokoh pertama yang meraih kesuksesan luar biasa, baik di bidang agama maupun ruan lingkup dunia. Penting untuk diketahui, seorang guru sangat menentukan bagi kecerdasan dan keberhasilan muridnya. Guru yang benar-benar ahli di bidang yang diajarkannya dapat memudahkan muridnya untuk memahami isi pelajaran yang disampaikannya. Sebaliknya, sangat sulit bagi seorang guru untuk memberikan pemahaman pelajaran yang valid dan utuh kepada muridnya jika ia sendiri tidak menguasai atau tidak ahli di bidang yang dikerjakannya. Sayyidina Ali benar-benar orang yang sangat beruntung. Karena ia dapat belajar langsung kepada ahli ilmu, bahkan gudang ilmu itu sendiri. Hasil belajar kepada ahlinya sangat dirasakan betul olehnya. Ia menjadi ahli di bidang ilmu hukum fiqh, ketuhanan teologi, bahasa dan sastra, kebijaksanaan, keberanian, dan lain-lain. Semuanya di dapat dari sang guru ahli, Rasulullah saw. Ringkasnya ketika kita mau belajar ilmu apa pun hendaknya kita belajar kepada ahlinya, karena dengan belajar kepada ahlinya kita akan mendapatkan pencerahan. Jangan sekali-kali kita belajar suatu ilmu kepada yang bukan ahlinya, karena akan mengarahkan kepada kesesatan. 4. Mengikat Ilmu dengan Menuliskannya Ali bin Abi Thalib berkata “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”. Perkataan tersebut sangat pouler di kalangan intelektual Muslim. Karena, kata tersebut sangat terbukti kebenarannya dan dapat menginspirasi semua orang untuk menjadi intelektual yang dikenang kecerdasan Ali bin Abi Thalib selanjutnya adalah senantiasa mengikat ilmu berupa Alquran agar tetap abadi sepanjang masa, baik sebagai ilmu atau untuk bacaan dalam ibadah, selalu menuliskannya. Pasca wafatnya Nabi saw, ia mengumpulkan dan menulis Alquran sehingga ia tidak pernah keluar dari rumahnya, kecuali hanya untuk mengikuti shalat jamaah. Terkait dengan keterangan ini, Hernowo penulis buku Mengikat Makna dengan cukup padat menuliskan pekerjaan Ali bin Abi Thalib dalam menulis Alquran. “Imam Ali mengumpulkan ayat-ayat Alquran sesuai dengan urutannya ketika diturunkan. Dicatatnya juga mengenai jenis ayat yang memiliki pengertian umum dan khusus, yang mutlak dan yang muqayyad, yang muhkan dan yang mutasyabih, yang nasikh dan yang mansukh, yang azimah ketentuan tugas untuk dilaksanakan dan yang termasuk rukhshah kelonggaran untuk memudahkan. Selain itu, disusun pula etika dan cara-cara membaca dan mempelajari, serta tentang asbabun-nuzulnya”. Baca Juga Dilantik sebagai Khalifah, Umar bin Abdul Aziz MenangisSelain dengan cara itu, apa yang ia khutbahkan atau sampaikan di depan umum, banyak orang yang menghafalkannya kemudian menuliskannya. Kumpulan khutbah, kata-kata mutiara, surat-surat, syair, dan lain-lain ditulis dan dikumpulkan dalam satu buku terkenal yang dinisbahkan kepada Ali bin Abi Thalib, yaitu buku yang diberi judul Nahjul Balagahah. Ali bin Abi Thalib senantiasa mengikat ilmu dengan menuliskannya serta memerintah agar orang-orang juga mengikat ilmunya dengan menuliskannya. Hal ini merupakan rahasia kecerdasannya. Oleh karena itu , jika kita ingin cerdas seperti Ali bin Abi Thalib, maka ikatlah ide-ide yang muncul dari kecerdasan anda dengan menuliskannya. 5. Merangkai Kata-Kata Indah Merangkai kata-kata indah merupakan salah satu cara menstimulasi otak agar cerdas. Ali bin Abi Thalib sangat pandai merangkai kata-kata indah sehingga tak menutup kemungkinan kecerdasannya yang luar biasa dikarenakan ia terbiasa membaca, belajar, dan merangkai kata-kata indah. Telah dikatakan bahwa ia belajar pada Alquran dan hadis. Sementara, Alquran dan hadis mengandung kata-kata indah. Jadi, kepandaian Ali bin Abi Thalib dalam merangkai kata-kata indah tidak lepas dari apa yang sering ia baca dan pelajari. Ali bin Abi Thalib dengan kata-katanya yang indah telah menumbuhkan kecerdasannya dengan baik dan indah. Sekaligus ia telah mendorong pembacanya untuk ikut cerdas dan memiliki kecerdasan yang indah. Dengan kata lain, kata-kata indah dapat menumbuhkan moralitas dalam diri seseorang. 6. Memahami kemampuan Diri Orang yang berilmu, kata Ali bin Abi Thalib adalah yang mengetahui kemampuan dirinnya dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika ia tidak mengetahui kemampuan dirinya. Dengan demikian, mengetahui kemampuan diri sendiri adalah ciri orang yang berilmu. Bagaimana orang yang berilmu mengetahui kemampuan dirinya? Mengetahui ilmu yang ada di dalam diri adalah satu dari sekian rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ia mengenali dan memahami ilmu yang berada di dalam dirinya. Dengan pengetahuan itu, ia dapat mengukur sejauh mana kemampuannya dan terdorong untuk terus meningkatkan kecerdasannya. Baginya, orang yang memiliki ilmu adalah orang yang tahu terhadap kemampuan yang dimilikinya. Dengan mengetahui kemampuan atau ilmu yang ada dalam diri, maka ia akan mengamalkannya dan akan bertindak sebagaimana ilmunya. Baca Juga ISIS dan Arab SpringSebenarnya, mengetahui ilmu yang ada di dalam diri, jika merujuk kata-kata Ali bin Abi Thalib, adalah sebuah cara untuk menyadarkan diri bahwa di dalam diri terdapat ilmu yang dicerap. Tatkala kesadaran semacam ini tumbuh, akan timbul pertanyaan, hendak diapakan ilmu yang ada di dalam diri? Apakah hendak dilupakan atau diamalkan? Jika ilmu dilupakan atau pura-pura dilupakan, maka ia akan bertindak seperti orang bodoh. Jika diamalkan, maka disitulah hasil dari mengetahui ilmu yang ada di dalam diri dan akan tampak bahwa dirinya adalah orang yang berilmu. 7. Mengamalkan Ilmunya Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Seseorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya, sama saja dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Bahkan, ilmunya akan menjadi beban bagi orang yang tidak mengamalkannya. Selain itu, menurut Ali bin Abi Thalib, ilmu yang tidak diamalkan cenderung akan meninggalkan pemiliknya. Kalau harta tidak bermanfaat mungkin tidak akan lari dari pemiliknya. Tetapi kalau ilmu yang tidak diamalkan, ia akan lari dari pemiliknya. Ali ra berkata, “Ilmu berhubungan dengan amal, ilmu memanggil amal Jika ia amal menyambut panggilannya..; bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.” Inilah sebenarnya salah satu rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ia memiliki ilmu kemudian mengamalkannya. Ilmu yang diamalkan akan tetap bersama pemiliknya. Ali tetap bertahan dengan ilmunya karena ia mengamalkannya. Sementara ilmu yang tidak diamalkan akan meninggalkan pemiliknya. Ali tidak akan pernah ditinggalkan oleh ilmunya karena ia terus menagamalkannya sepanjang hidupnya. Demikianlan 7 rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang sangat luar biasa. Semoga memberikan inspirasi kepada kita semua dan kita dapat mengamalka yang yang telah dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib tersebut. Sehingga kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, yang akan menjaga kita di dunia hingga akhirat. RujukanMayskur Arif Rahma, Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib si super jenius kisah-kisah inspiratif kecerdasannya, Yogyakarta Diva Press, 2013Hernowo, Mengikat Makna Update Bandung Kaifa, 2009Muhammad Ahmad Isa, Para Penggenggam Surga Biografi Intelektual Pendamping Rasul tercinta pada Masa Peradaban Islam, Bandung Mizania, 2016 Arrahmah.com) - Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Ia menggantikan Nabi shallallahu 'alaihi wa salam tidur di ranjangnya pada malam hijrah ke Madinah. Ia hijrah ke Madinah, ikut semua peperangan Islam dan menikahi Fatimah putri Nabi shallallahu 'alaihi wa salam. Ali bin Abi adalah sosok teladan yang dicintai Rasulullah SAW. Ali bin Abi Thalib JAKARTA – Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu dianggap sebagai sahabat Rasulullah yang paling senior dan paling dekat dengan beliau. Ali telah masuk islam semenjak dirinya masih kecil. Dikutip dari laman Mawdoo3 pada Ahad 6/6, Ali radhiyallahu anhu memiliki sejumlah keutamaan pada dirinya, sampai-sampai disebutkan bahwa tidak ada sahabat yang memiliki keutamaan seperi dirinya. Dan berikut lima karakterisitik dari Ali bin Abi Thalib 1. Keberanian Ali terkenal akan sifatnya yang pemberani. Hal ini banyak disebut dalam buku-biografi dan al-Maghazi. Ini juga termasuk konfrontasinya dengan musuh. Saat Perang Khaibar, Ali menantang Murhib Yahudi dan membunuhnya. Pada Parang Khandaq, dia berduel dengan Amr bin Abdu Wudd yang terkenal prima dan berani dari Suku Quraisy, Ali berhasil membuatnya tersungkur dan tewas. 2. Pengorbanan diri Ali radhiyallahu anhu menjadi contoh dengan pengorbanan dirinya pada agama dan untuk tujuan yang mulia. Dia pernah tidur di ranjang Rasulullah, saat orang-orang kafir ingin membunuhnya. 3. Zuhud terhadap dunia Ali merupakan hamba yang saleh, dan dia tidak mengharapkan kemewahan dan perhiasan dunia yang fana. Ali tidak tertipu oleh semua itu. Kantor pusat pemerintahannya di Kufah sangat sederhana, berbeda dengan para khalifah yang datang setelah masanya. 4. Ketakwaan Dia memiliki ketakwaan yang baik kepada Allah Ta'ala. Ali menggantungkan semua urusannya kepada-Nya. Meskipun banyak bahaya yang menimpa oleh musuh-musuh Islam, dia tidak memiliki penjaga. Ali terbunuh saat dia pergi sholat subuh oleh Abdurrahman bin Muljam tanpa penjagaan. 5. Kedermawanan Dia suka memberi dan menghabiskan hartanya di jalan Allah SWT. Sumber mawdoo3 mc26.
  • 78footbk4g.pages.dev/201
  • 78footbk4g.pages.dev/280
  • 78footbk4g.pages.dev/234
  • 78footbk4g.pages.dev/16
  • 78footbk4g.pages.dev/336
  • 78footbk4g.pages.dev/236
  • 78footbk4g.pages.dev/105
  • 78footbk4g.pages.dev/496
  • bagaimanakah kecerdasan yang dimiliki khalifah ali bin abi thalib